JAKARTA – Presiden Indonesia Joko Widodo mengancam akan merombak kabinet saat ia menyatakan frustrasi atas “kurangnya rasa krisis” dalam menangani pandemi Covid-19.
Dia mengatakan para menteri pemerintah bekerja dalam mode bisnis seperti biasa dalam mengatasi krisis.
Dalam sebuah video rapat kabinet yang dirilis oleh istana kepresidenan pada hari Minggu (28 Juni), Jokowi mengatakan dia sangat kecewa dengan lambatnya pencairan dana yang sangat dibutuhkan seperti bantuan untuk orang miskin, stimulus bagi bisnis untuk mencegah PHK, uang untuk membeli peralatan medis dan tunjangan khusus untuk dokter dan perawat medis.
Jokowi, yang dikenal sebagai Jokowi di dalam negeri, sangat marah dengan sebuah laporan yang mengatakan bahwa kementerian kesehatan hanya menghabiskan 1,5 persen dari 75 triliun rupiah (S $ 7,3 miliar) yang dialokasikan untuk itu sebagai dana darurat untuk menangani pandemi.
Istana kepresidenan tidak menjelaskan mengapa video 18 Juni dirilis hanya pada hari Minggu. Kantor hubungan masyarakatnya secara teratur menerbitkan sorotan pertemuan Jokowi dengan para menterinya dan biasanya merilis pidato pembukaannya sebelum pertemuan.
“Saya menjaga langkah-langkah terbuka, secara politik maupun kebijakan pemerintah. Saya akan mengambil langkah-langkah luar biasa demi 267 juta orang Indonesia. Saya mungkin membubarkan lembaga pemerintah (yang telah terbukti tidak efektif), melakukan perombakan kabinet. Saya telah mempertimbangkan berbagai langkah,” kata Joko.
Dia berbicara kepada para menteri dari podium.
Lebih dari 15 dari 34 menteri kabinet yang ditunjuk oleh Jokowi berasal dari berbagai partai politik dalam koalisi yang mendukungnya. Sisa kabinet terdiri dari teknokrat serta pengusaha dan pengusaha sukses.
Jokowi, yang memenangkan pemilihan kembali pada 2019, secara konstitusional dilarang untuk masa jabatan ketiga.
“Segera belanjakan anggaran Anda sesegera mungkin, karena akan mendorong belanja konsumen. Jika Anda menghadapi hambatan, buat kebijakan baru untuk mempercepat prosesnya,” kata Joko kepada kabinetnya.
Dia mengatakan bahwa dana dari paket stimulus ekonomi harus segera masuk ke bisnis, menekankan bahwa akan-jika pemerintah membantu hanya setelah mereka bangkrut.
“Sangat berbahaya jika kita tidak memiliki rasa krisis.
“Usaha mikro, kecil, menengah, besar, perbankan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ekonomi perlu dibantu. Industri manufaktur, padat karya terutama perlu diprioritaskan agar tidak terjadi PHK. Jangan menunggu sampai ada PHK besar-besaran,” kata Jokowi.
Angka Kementerian Keuangan pada bulan Mei menunjukkan pemerintah telah berkomitmen untuk membelanjakan 641,15 triliun rupiah untuk mengurangi dampak dari pandemi Covid-19, termasuk untuk bisnis.
Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah melaporkan total 54.010 infeksi, tertinggi di Asia Tenggara, pada hari Minggu. Jumlah total korban jiwa adalah 2.754.