Sudah lebih dari sebulan sejak Prabowo Subianto dengan mudah memenangkan pemilihan presiden Indonesia menurut hitungan tidak resmi. Jadi pengumuman konfirmasi resmi oleh komisi pemilihan negara itu mungkin diharapkan menjadi antiklimaks.
Tapi itu jauh dari formalitas belaka berkat pesan ucapan selamat kepada pemimpin berikutnya dari demokrasi terbesar ketiga di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Kepala di antara simpatisan adalah Presiden Xi Jinping, yang memuji hubungan persahabatan kedua negara dan menantikan “pembangunan komunitas dengan masa depan bersama”.
Menggambarkan China dan Indonesia sebagai tetangga yang baik untuk waktu yang lama, Xi mengatakan dia sangat mementingkan pengembangan hubungan bilateral dan berharap dapat bekerja sama dengan Prabowo.
Ini penting, muncul setelah spekulasi apakah presiden terpilih akan mempertahankan kerja sama ekonomi pemimpin Joko Widodo yang akan keluar dengan China di bawah sikap netralitas.
Kedua belah pihak telah membuka babak baru dalam hubungan bilateral, Xi sekarang ingin Prabowo bekerja sama dengan China untuk kepentingan kedua bangsa dan demi keamanan regional.
Dalam hal itu, China membutuhkan Indonesia tidak hanya untuk perannya dalam Belt and Road Initiative, tetapi sebagai pasar regional utama dan mitra bisnis.
Kepercayaan politik dan saling pengertian sangat penting untuk memanfaatkan potensi penuh dari hubungan bilateral.
Politik Indonesia cenderung jatuh ke dalam salah satu dari dua kubu – nasionalis dan “developmentalis”. Prabowo termasuk yang terakhir, yang berpendapat bahwa kebijakan ekonomi harus meningkatkan standar hidup.
Oleh karena itu ia tidak mungkin menyimpang sangat jauh dari agenda Widodo dalam hal infrastruktur, pembangunan dan menarik investasi asing. Adapun kerja sama dengan China, tampaknya tidak mungkin ditantang.
Perlu diingat bahwa pertanyaan tentang catatan hak asasi manusia Prabowo selama kerusuhan anti-Cina pada tahun 1998 menyebabkan dia dikenai sanksi dan ditolak masuk oleh Amerika Serikat untuk sementara waktu.
Tetapi sebagai menteri pertahanan Widodo, dia terlihat condong ke Amerika Serikat dan masa lalu diletakkan lebih jauh di belakangnya oleh pesan ucapan selamat dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada saat yang sama dengan Xi.
Konon, Prabowo juga tampil pragmatis yang mengakui jangkauan dan kekuatan China di kawasan itu.
Bintang-bintang dapat disejajarkan untuk Jakarta dan Beijing untuk menjaga hubungan baik, dengan hanya dua masalah nyata yang berpotensi menyebabkan ketegangan.
Salah satunya adalah lebih banyak serangan oleh nelayan Tiongkok di sekitar Kepulauan Natuna, Indonesia. Yang lainnya muncul dari investasi Cina di industri nikel di mana ada keresahan atas upah dan kondisi di pabrik pengolahan.
Terlepas dari iritasi seperti itu, hubungan harus stabil karena fundamentalnya kuat.